Senin, 22 September 2008

Perkawinan




PEMBAHASAN

Perkawinan merupakan upacara paling sakral dalam perjalanan kehidupan manusia. Suatu kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa, agama, adat istiadat yang berbeda, dengan latar belakang sosial budaya yang beraneka ragam. Masing-masing daerah mempunyai tata cara tersendiri, tak terkecuali dalam adat prosesi perkawinannya, baik Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Madura pada umumnya. Pada upacara perkawinan biasanya kedua mempelai dirias dan berbusana secara khusus. Berbeda apa yang mereka pakai pada pesta-pesta resepsi sehari-hari. Tata rias dan busana pengantin menjadi pusat perhatian masyarakat dan khususnya menarik perhatian para tamu yang hadir dalam pesta itu. Oleh karena itu, hal yang demikian itu ternyata juga dilakukan oleh suku bangsa Madura pada umumnya dan khususnya Sumenep sendiri.
Pakaian pengantin dan alat-alat rias disediakan secara khusus serta pemakainya mempunyai tata cara dan aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi, maka diharapkan salah satu tujuan tata rias akan berhasil yaitu pengantin akan kelihatan benne( bahasa Madura ) atau pengantin putri akan tampak lebih cantik dan anggun, sedangkan pengantin pria nampak tampan. Tata rias pengantin selain mengandung arti keindahan ( estetis ) dan relegius, ada kalanya mengandung arti simbolis serta fungsi dalam kehidupan masyarakat.
2.1. Prosesi Adat ( Lamaran )
Sebelum dilakukan lamaran biasanya di Madura didahului dengan adanya :
1. NGANGINI ( memberi angin / memberi kabar )
2. ARABAR PAGAR ( membabat pagar / perkenalan antar orang tua)
3. ALAMAR NYABA " JAJAN "
4. ATER TOLO ( mengantar bedak perlengkapan kecantikan, beras, dan pakaian adat untuk lebaran )
5. NYEDDEK TEMMO ( menentukan tanggal hari H perkawinan ).
Kalau pelaksanaan pernikahan ingin dipercepat, biasanya dilengkapi dengan pisang susu yang berarti kesusu, tidak lupa sirih dan pisang. Lalu satu perangkat bahan pakaian termasuk ikat pinggang ( stagen ) yang berarti anak gadisnya sudah ada yang mengikat.
Setelah bawaan pihak laki-laki digelar diatas meja di depan para tamu sambil tutupya dibuka untuk disaksikan apa isinya oleh para pini sepuh. Tetapi semua barang yang dibawa tergantung kepada kemampuan orang tua. Setelah ada penyerahan kemudian oleh-oleh tersebut dibawa masuk. Pada pertengahan acara pihak laki-laki meminta supaya anak gadisnya diperkenalkan. Lalu disuruh sungkem kepada calon suami dan para pini sepuhnya yang sudah siap dengan amplop yang berisi uang untuk diberikan kepada calon mantunya. Setelah tamu pulang maka oleh-oleh dikeluarkan lagi untuk dibagikan kepada pini sepuh, sanak famili serta tetangga dekat, untuk memberi tahu bahwa anak gadisnya sudah bertunangan. Pada malam harinya calon mantu laki-laki diantar oleh kerabat untuk berkenalan dengan calon mertuanya.
Seminggu kemudian pihak perempuan mengadakan kunjungan balasan dengan membawa nasi lengkap dengan lauk pauknya antara lain:
§ hidangan nasi,
§ 6 piring karang benaci ( ikan kambing yang dimasak kecap,
§ 1 waskom gulai kambing,
§ 6 piring ikan kambing masak putih,
§ 6 piring masak ikan ayam masak merah,
§ 6 sisir sate yang besar-besar ( 1 sisir 10 tusuk ), dan
§ 2 sisir pisang raja.
Balasan jajan untuk calon mantu laki-laki terdiri dari: satu tenong berisi nasi lengkap dengan lauknya. Setelah acara lamaran ini maka resmilah hubungan antara anak gadisnya dengan calon mantunya.
2.2. Acara Sebelum Perkawinan
Perawatan untuk calon mempelai wanita, 40 hari sebelum melangsungkan pernikahan biasanya calon mempelai wanita Madura sudah dipingit artinya dilarang meninggalkan rumah, dalam masa ini biasanya calon mempelai melakukan perawatan-perawatan tubuh dengan cara:
Meminum ramuan jamu Madura
Untuk perawatan kulit menggunakan:
o Bedak penghalus kulit
o Bedak dingin
o Bedak mangir wangi
o Bedak kamoridhan
o Bedak bida Yang berkhasiat:a. Menjagakesehatan kulit b. Menghaluskan kulit muka c. Menjadikan kulit langsat kuning d. Menghilangkan bau badan dll.
3. Menghindari makanan yang banyak mengandung air, misalnya buah-buahan seperti nanas, mentimun, dan papaya. Perawatan rambut dan wangi-wangian menggunakan dupa.
2.3. Upacara Pernikahan
Pada saat melangsungkan pernikahan calon mempelai pria mengenakan BESKAIC BLANGKON, dan KAIN PANJANG dengan diiringi oleh orang tua, pini sepuh, dan kerabat keluarga.
Sedangkan untuk calon mempelai wanita menggunakan KEBAYA dan KAIN PANJANG dengan dandanan sederhana. Upacara akad nikah ( pengicapan Ijab Kabul) dilaksanakan oleh penghulu dengan dua orang saksi, dengan disaksikan oleh para undangan, pada umumnya mas kawinnya berupa Al Qur'an dan Sajadah ( boleh apa saja menurut kehendak ) dan selanjutnya dirayakan dengan mengadakan syukuran bersama. Dengan demikian maka resmilah anak gadisnya menjadi istri dari anak keluarga laki-lakinya. Kemudian mempelai laki-laki pulang dahulu kerumahnya, kemudian dilanjutkan dengan resepsi pernikahan pada malam harinya.
2.4. Resepsi Perkawinan
Tata rias penganten Sumenep ada 3 macam:
Penganten malam pertama : Rias Lega
Penganten malam kedua : Rias Kapotren
Penganten malam ketiga : Rias Lilin.
Berikut ini akan diuraikan ketiga macam tata rias tersebut:
1.1 Resepsi Malam Pertama
Pada malam resepsi perkawinan, kedua mempelai datang ke tempat resepsi dengan diiringi oleh perias dan para pini sepuh beserta kerabatnya, atau dengan diantar oleh paman mempelai wanita untuk memasuki ruang resepsi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Muter Duleng yaitu penganten wanita duduk bersila pada sebuah baki besar dengan membelakangi arah datangnya penganten pria. Kemudian penganten pria berjalan jongkok menuju penganten wanita dan memutar baki sampai berhadapan, hal tersebut diartikan bahwa penganten pria sudah siap untuk memutar roda rumah tangga.
Sesudah itu penganten pria memegang ubun-ubun penganten wanita dengan mengucap " AKU ADALAH SUAMIMU DAN ENGKAU ADALAH ISTRIKU " kemudian penganten wanita diajak menuju pelaminan dengan menggunakan pakaian adat (LEGA). Sedangkan undangan adalah para pini sepuh, handai taulan dan semua sanak saudara serta para kerabat dari kedua belah pihak.
1.2. Resepsi Malam Kedua
Pada malam kedua busana penganten adalah KAPUTREN, dan undangan terdiri para pini sepuh dan kalangan dekat saja.
1.3. Resepsi Malam ketiga
Pada malam ketiga ini penganten menggunakan rias Lilin dengan kebaya putih dengan hiasan melati, yang menandakan lambang kesucian dan merupakan malam pertama untuk penganten. Pada hari yang keempat penganten sudah mengadakan kunjungan keluarga kepada mertua dan sanak famili, dan penganten wanita setiap berkunjung akan selalu mendapat ONTALAN yaitu berupa pemberian uang dengan ucapan " SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU ".
2.5. Tata Cara Pembagian Tanah Kepada Anak yang Sudah Menikah
Susunan keluarga di Tanean Lonjong (Pekarangan Panjang)dapat diketahui dari caranya pekarangan itu dibangun. Anak perempuan yang telah menikah tetap tinggal di pekarangan orang tuanya. Sedangkan anak lelaki yang sudah menikah pindah ke pekarangan istri/mertuanya. Rumah pertama yang terletak di Barat Laut merupakan rumah asal dan dengan demikian menjadi tempat terpenting dalam pekarangan tersebut. Rumah inilah yang dihuni oleh orang tua, rumah-rumah berikutnya sebagai "Badan yang Terletak Di Bawah Kepala". Anak parempuan yang menikah tergantung dengan umur mereka, jarang sekali seorang anak perempuan yang lebih muda akan menikah lebih dahulu dari pada saudara perempuannya yang lebih tua. Biasanya orang tua sudah mencarikan calon ketika anaknya masih sangat muda. Setelah orang tuanya itu meninggal dunia, para penghuni semuanya berpindah tempat. Anak perempuan tertua dengan sendirinya menempati rumah kediaman orang tuanya dan anak perempuan kedua menempati rumah kediaman saudara perempuan yang tertua. Menantu laki-laki yang pertama kini menjadi Tanean Lanjang.
Banyaknya perkawinan antar kerabat, disamping menyetujui pemikiman uksorilokal (suami bertempat tinggal di rumah istri), juga menyetujui pemukuman virilokal (istri bertempat tinggal di rumah suaminya).
Walaupun Tanean Lanjang dihuni oleh satu atau lebih keluarga besar, keluarga-keluarga inti telah merupakan kesatuan social terpenting. Setiap keluarga mengatur rumah tangganya sendiri dan mengolah sebidang lahan tertentu. Tetapi diantara keluarga-keluarga inti dari sebuah pekarangan terdapat kerja sama yang erat. Para penghuni saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan di lahan yang sering memiliki ternak dan peralatan pertanian secara bersama. Para wanita saling membantu dalam hal berbelanja dan secara teratur saling mengurus anak-anak mereka. Para penghuni dari Tanean Lanjang merupakan figurasi social terpenting di pedesaan sesudah keluarga inti.














0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Bridal Dresses. Powered by Blogger